5 Fakta Menarik di Balik Sukses Gamaforce UGM Jadi Juara Umum KRTI 2025

Defrian Rizky

Gamaforce UGM juara umum Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2025 kali ke-8. (Dok. UGM)

Berjogja.com – Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mencatat sejarah membanggakan di dunia teknologi kedirgantaraan Indonesia.

Dalam ajang Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2025) yang berlangsung di Lanud Sutan Sjahrir, Padang, tim ini sukses menyabet gelar Juara Umum untuk kedelapan kalinya.

Berikut lima fakta menarik di balik kemenangan luar biasa mereka:

  1. Juara Umum untuk Kedelapan Kalinya!

Capaian Gamaforce UGM tahun ini bukan kemenangan biasa. Dengan gelar Juara Umum ke-8, tim ini semakin menegaskan dominasinya di dunia robot terbang nasional.

Kemenangan ini mereka raih berkat prestasi gemilang di tiga kategori lomba sekaligus:

  • Fixed Wing oleh tim Fiachra Aeromapper,
  • Vertical Take Off Landing (VTOL) oleh Gadjah Mada Fighting Copter, dan
  • Long Endurance and Low Altitude (LELA) oleh Virachakra.
  1. Anggotanya Mencapai 127 Orang dari Berbagai Jurusan

Gamaforce bukan hanya kumpulan mahasiswa teknik. Tim ini beranggotakan 127 mahasiswa lintas disiplin ilmu, mulai dari teknik, sains, ekonomi, hingga komunikasi.

Kolaborasi inilah yang membuat riset dan inovasi mereka berjalan lancar—karena setiap anggota punya peran penting, baik di bidang teknis maupun non-teknis.

  1. Latihan Tanpa Henti Sejak Awal Tahun

Menurut Ketua Umum Gamaforce 2025, Adam Ampu Tua Siahaan, seluruh anggota sudah mulai melakukan riset dan latihan sejak awal tahun.

Mereka membangun UAV (pesawat tanpa awak) dari nol, melakukan pengujian terus-menerus, hingga latihan intensif menghadapi berbagai kondisi cuaca dan gangguan sinyal.

“Sudah dari awal tahun kami mulai riset, mulai proses pembuatan UAV, mulai latihan, pokoknya totalitas banget dari awal. Semua subtim kerja keras dari awal tahun, riset non-stop, latihan non-stop,” ujar Adam.

  1. Tantangan: Cuaca, Sinyal, dan Dana Terbatas

Perjalanan menuju podium juara tidaklah mudah. Tim ini sempat menghadapi kendala dana dan ketidakpastian kompetisi akibat perubahan di Kemendikbud.

Selain itu, di lapangan mereka juga harus menghadapi tantangan teknis seperti cuaca ekstrem dan gangguan sinyal yang bisa mengacaukan penerbangan UAV.

“Bisa gangguan sinyal karena interferensi dari luar, cuaca yang tiba-tiba berubah drastis, atau bahkan komponen yang mendadak rusak padahal sebelumnya normal,” jelas Adam.

  1. Fokus pada Diri Sendiri, Bukan Lawan

Menariknya, Gamaforce tidak menjadikan tim lain sebagai fokus utama. Alih-alih memantau pesaing, mereka memilih berfokus pada performa dan peningkatan internal.

Pendekatan ini terbukti efektif, karena konsistensi latihan dan evaluasi membuat mereka siap menghadapi segala kemungkinan di kompetisi.

Kemenangan Gamaforce UGM di KRTI 2025 tidak hanya menjadi kebanggaan kampus, tetapi juga bukti bahwa semangat riset dan kolaborasi lintas bidang bisa melahirkan inovasi besar.

Delapan kali juara umum bukan kebetulan—ini hasil kerja keras, disiplin, dan semangat pantang menyerah yang layak diapresiasi.

Related Post