Kenapa Banyak Wilayah di Jogja Pakai Nama Martani? Ternyata Ini Asal Usulnya

Alvi

Tugu Jogja. (Dok Kemdikbud)

Berjogja.com – Saat menjelajahi daerah Sleman dan sekitarnya di Jogja, mungkin kamu akan menyadari satu hal cukup menarik, yaitu banyak nama wilayah di sini yang diakhiri dengan kata “Martani”.

Pola penamaan ini bukan kebetulan belaka, tapi menyimpan makna filosofis yang cukup dalam.

Di tengah perkembangan zaman yang semakin pesat, nama-nama desa dengan unsur tradisional seperti “Martani” tetap dipertahankan.

Ini menjadi salah satu bukti bagaimana masyarakat setempat menjaga nilai-nilai budaya dan warisan leluhur mereka.

Sebagai bagian dari tanah Jawa yang kental dengan simbolisme dan filosofi hidup, penamaan suatu tempat tidak dilakukan secara sembarangan.

Setiap suku kata bisa mengandung doa, harapan, bahkan cerminan karakter alam dan kehidupan warganya.

Fakta bahwa banyak wilayah di Jogja menggunakan nama “Martani” menunjukkan adanya benang merah sejarah dan budaya yang saling terhubung.

Nama ini bukan hanya identitas geografis, tapi juga mencerminkan nilai spiritual dan bahkan harapan masyarakat.

Lantas, kenapa banyak wilayah di Jogja pakai nama “Martani”?

Di wilayah Jogja khususnya Sleman, kita bisa menemukan sejumlah desa yang menggunakan nama berakhiran “Martani”, seperti Bimomartani, Tamanmartani, Selomartani, Purwomartani, Tirtomartani, Sindumartani, Minomartani, Widodomartani, Umbulmartani, hingga Wedomartani.

Dilansir dari berbagai sumber, istilah “Martani” berasal dari bahasa Jawa yang bermakna yang memberi kehidupan atau penghidup.

Penggunaan kata ini mencerminkan harapan masyarakat agar tempat yang diberi nama tersebut menjadi daerah yang subur dan mampu menopang kehidupan warganya.

Misalkan pabrik cerutu legendaris Taru Martani di Jogja juga menggunakan istilah tersebut.

Dalam konteks ini, “Taru” berarti daun, dan jika digabung menjadi “Taru Martani”, maknanya adalah daun yang menghidupi, yakni daun tembakau yang menjadi sumber penghidupan industri cerutu tersebut.

Penamaan desa-desa di Jogja, khususnya Sleman dengan akhiran “Martani” juga diketahui tidak lepas dari karakteristik alam dan budaya masing-masing wilayah.

Contohnya Minomartani berasal dari kata “Mino” dan “Martani” yang menggambarkan harapan agar daerah ini menjadi kawasan yang makmur seperti habitat ikan di air.

Nama Selomartani juga menyimpan filosofi mendalam.

“Selo” berarti batu atau bukit, sedangkan “Martani” berarti pemberi kehidupan. Jika digabungkan, Selomartani dapat diartikan sebagai bukit yang menghidupi.

Secara keseluruhan, nama-nama tempat yang mengandung kata “Martani” menunjukkan nilai-nilai luhur budaya Jawa, yakni harapan akan kemakmuran, kesuburan, dan kehidupan yang sejahtera.

Tak sekadar nama, penggunaan kata ini sarat makna.

Itulah ulasan lengkap mengenai alasan banyak wilayah di Jogja pakai nama “Martani”. Semoga membantu!

Related Post