Berjogja.com – Antrean panjang dan tiket fisik kini bisa jadi cerita lama. Dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menciptakan inovasi Tixless, sebuah platform tiket digital berbasis teknologi pengenalan wajah (face recognition).
Dengan aplikasi ini, pengunjung acara tak lagi perlu repot membawa tiket cetak atau menunggu lama di pintu masuk, cukup senyum ke kamera, langsung masuk!
Adalah Aurel Diyah Agustin, mahasiswa Program Sarjana Akuntansi FEB UGM angkatan 2022, yang menggagas ide ini bersama rekannya, Dita Ristyani dari Program Studi Kesehatan.
Keduanya tergabung dalam Tim Fighter dan berhasil meraih juara pertama di ajang nasional Next-Gen Science Technopreneur Battle 2025 berkat ide bisnis brilian tersebut.
Gunakan Teknologi Face ID
Mengusung slogan “Satu Wajah, Satu Tiket”, Tixless menawarkan solusi modern untuk dunia event.
Melalui teknologi Face ID, aplikasi ini mampu mengurangi potensi pemalsuan tiket, menekan antrean panjang, sekaligus lebih ramah lingkungan karena tidak membutuhkan tiket fisik.
“Tixless sebagai aplikasi menjawab berbagai tantangan yang dihadapi industri event seperti antrian panjang, pemalsuan tiket, ketidaksesuaian jumlah pengunjung dengan tiket terjual, serta ketergantungan pada tiket fisik yang kurang ramah lingkungan,” kata Aurel di laman resmi UGM.
Fitur Canggih untuk Penyelenggara Event
Tak hanya sekadar mempermudah akses masuk, Tixless juga dilengkapi dengan fitur tambahan untuk penyelenggara.
Mulai dari laporan jumlah pengunjung secara real-time, sistem keamanan tinggi berbasis Face ID, hingga integrasi sponsorship yang bisa mendukung kelancaran acara.
Meski sempat menghadapi tantangan, terutama memastikan teknologi Face ID bisa berjalan cepat dan tetap terjangkau, Aurel menegaskan bahwa ide bisnis harus berangkat dari masalah nyata.
“Saya belajar bahwa ide bisnis yang baik harus bisa menjawab masalah nyata dan memiliki model bisnis yang berkelanjutan,” ujarnya.
Dari Kampus ke Dunia Startup
Bagi Aurel, pengalaman ini bukan hanya soal kemenangan, tetapi juga kesempatan untuk mengasah keterampilan akuntansi ke arah yang lebih praktis.
Mulai dari proyeksi keuangan, analisis biaya-manfaat, hingga perhitungan potensi pendapatan, semuanya ia terapkan dalam penyusunan business plan Tixless.
Ke depan, Tim Fighter berencana mengembangkan prototype Tixless dengan uji coba terbatas di industri event sebelum merambah pasar yang lebih luas. Aurel juga berharap mahasiswa lain berani terjun ke dunia inovasi.