Mahasiswa UGM Sulap Kotoran Sapi Jadi Batako Ramah Lingkungan

Febri

Berjogja.com – Mahasiswa UGM membuat inovasi dengan mengubah kotoran sapi menjadi bahan bangunan, batako yang ramah lingkungan.

Batako ini diberi nama Batako Bawon. Program Batako Bawono berasal dari kolaborasi 3 program studi UGM.

Mereka adalah Dinda Ramadhan dan Zaenal Arif (Mahasiswa Program Studi Teknologi Veteriner), Muhammad Rakan Arrandhi (mahasiswa Program Studi Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil), Nauziyah Azuardini dan Yossi Dyah Listiana, mahasiswa Program Studi Ilmu dan Industri, Fakultas Peternakan.

Batako Bawono muncul karena permasalahan di Padukuhan Kulwaru, Kulon Progo, DI Yogyakarta yang kurang efektif dalam memanfaatkan dan mengolah limbah kotoran sapi.

Dari permasalahan itu, mahasiswa UGM meluncurkan Program Batako Bawono.

Progam ini telah efektif mengurangi limbah kotoran sapi di Padukuhan Kulwaru Wetan sekitar 61,8% dari produksi perhari limbah kotoran sapi.

“Karang Taruna sebagai mitra dari tim PKM-PM Batako Bawono memiliki tekad kuat yang sama untuk membuat Padukuhan Kulwaru Wetan menjadi Padukuhan yang sehat, bersih serta memiliki Karang Taruna yang produktif,” kata Dinda di laman resmi UGM.

Sementara itu, Hikmal selaku Ketua Karang Taruna Karya Muda Wetan, mengaku Program Batako Bawono mendapat sambutan positif dari masyarakat Padukuhan Kulwaru. Anggota karang taruna dan warga turut belajar membuat batako dari kotoran sapi.

“Program Batako Bawono mendapatkan respon positif dari masyarakat Padukuhan Kulwaru,” ujar Hikmal.

Saat ini, unit kerja dari Karang Taruna Karya Muda Wetan telah dibentuk untuk mengelola usaha batako bawono.

Selain itu, Karang Taruna Karya Muda Wetan juga menjadi center of learning pembuatan batako berbahan dasar limbah kotoran sapi yang ada di Yogyakarta.

Wah, seru ya. Kini, kotoran sapi tak hanya digunakan sebagai pupuk, tetapi bisa juga untuk bahan pembuatan batako.

Related Post

Leave a Comment